
Pada artikel sebelumnya, kita sudah mulai dengan pengenalan secara singkat tentang berinvestasi emas. Satu pesan penting yang disampaikan saat itu adalah, pelajari baik-baik seluk-beluk emas sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi. Ya. Belajar benar-benar menjadi kata kunci sebagai tahapan yang harus dilalui. Tanpa memahami dengan baik dan benar, maksud mengail untung malah bisa berujung jadi buntung. Tentu Anda tidak mau, bukan?
Nah, sebelum mulai berinvestasi emas, ada baiknya Anda mengingat kembali dua istilah penting. Pertama, tingkat bunga riil atau real interest rate. Tingkat bunga riil merupakan faktor penting untuk membandingkan penghasilan efektif dari investasi yang berbeda-beda.
Tingkat bunga dihitung dengan tingkat bunga nominal (yang ditetapkan) dikurangi tingkat inflasi.
Tingkat suku bunga riil bisa diketahui dengan menghitung nilai sekarang atau nilai yang akan datang dengan memperkirakan tingkat inflasi pada masa yang akan datang. Misalnya, Anda membeli obligasi atau menyimpan dana pada sertifikat deposito yang mempunyai tingkat penghasilan 11% per tahun. Pada saat itu, inflasi sebesar 5%. Maka tingkat bunga riil yang akan Anda terima sebesar 11% - 5% = 6%. Angka 6% ini menjadi pendapatan bersih Anda sebelum pajak.
Tapi tunggu dulu, pendapatan yang Anda terima setelah dikurangi inflasi 5% plus pajak atas bunga tadi ternyata belum benar-benar bisa masuk kocek dengan mulus. Pasalnya, angka pastinya masih sangat mungkin berubah. Jika inflasi meningkat hingga lebih dari 5%, nilai investasi akan turun karena pendapatan bunga yang menurun sebagai akibat kenaikan harga secara umum. Sebaliknya, bila angka inflasi turun, tentu saja nilai investasi tadi jadi naik.
Kedua, pendapatan bersih investasi atau biasa disebut dengan real rate of return. Kalau yang ini adalah sejumlah pendapatan yang diterima dari suatu investasi setelah dikurangi tingkat inflasi yang terjadi saat dana tersebut ditanamkan. Pendapatan ini disebut juga sebagai tingkat bunga nyata. Misalnya, seorang investor memperoleh pendapatan sebesar 8% dengan tingkat inflasi 3%. Maka pendapatan bersih yang dia terima adalah 5%.
Perhatikan plus-minusnya
Perhiasan em

Sedangkan nilai plusnya, dengan memiliki perhiasan memang membuat kita bisa tampil lebih bergaya. Orang juga bisa 'mengukur' tingkat kemakmuran si pemakai perhiasan tersebut. Namun sayangnya, harga yang mesti dibayar jauh lebih mahal dari nilai emasnya. Singkat kata, berinvestasi dalam bentuk perhiasan memang tidak salah. Hanya saja hasilnya kurang optimal.
Bentuk emas kedua dan ketiga adalah koin dan batangan. Sebagai investasi, koin emas biasanya lebih menguntungkan ketimbang perhiasan. Jika kocek cukup tebal, sebaiknya pilihlah emas batangan atau logam mulia. Jenis emas ini jelas punya lebih benyak kelebihan dibandingkan dalam bentuk perhiasan. Dengan emas batangan, Anda tidak dibebani ongkos pembuatan seperti pada perhiasan. Artinya, harga yang dibayar hanya emasnya saja. Demikian juga ketika menjual. Emas batangan juga mudah dijual kembali. Atau, jika memang tidak sedang kepepet, emas koin dan batangan oke juga untuk disimpan.
Singkat kata, emas batangan adalah produk investasi emas yang paling menguntungkan.
Untuk membeli emas batangan juga sangat mudah. Selain di toko emas, bisa juga mendatangi PT Aneka Tambang Tbk. Perusahaan milik negara yang sudah mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) ini menyediakan emas batangan dengan ukuran yang beragam. Kalau mau, Anda bahkan bisa membeli yang per batang mencapai berat 1 kilogram.

0 Comments:
Posting Komentar